Senin, 23 Januari 2012

NASIKH DAN MANSUKH



A.    NASIKH DAN MANSUKH
Sebagaimana kita ketahui bahwa Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus tetapi bertahap untuk memudahkan umat Islam menyesuaikan diri dengan hukum-hukum yang ditetapkan Allah SWT. sehingga kadang ada hukum yang dulu sudah ditetapkan dianggap tidak berlaku lagi karena ada hukum baru yang datang kemudian. Hukum terdahulu yang dianggap tidak berlaku lagi disebut mansukh = yang dihapus, dan hukum yang datang kemudian disebut nasikh = yang menghapus.  


1.      Pengertian  Nasikh dan Mansukh
Nasikh menurut bahasa dari kata نَسَحَ berarti menghapus, memindahkan atau membatalkan, sedangkan menurut istilah ushul fiqih ialah
النَّسْحُ هُوَ رُفِعَ حُكْمٌ شَرْعِيٌّ عَنِ المَكَلَّفِ بِحُكْمٍ شَرْعِىٍّ مِثْلِهِ مُتَأَخَِرِ
Artinya : “menghapus hukum syara’ yang ditetapkan terdahulu dengan hukum syara’ yang datang kemudian.”
Yang membatalkan disebut nasikh dan yang dibatalkan disebut mansukh.
Contoh Nasikh dan Mansukh
Sabda Nabi SAW :
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَاررَةِ القُبُوْرِ اَلاَ فَزُوْرُهَا

“Dahulu aku melarang kamu berziarah kubur, sekarang berziarahlah ke kuburan karena hal itu dapat mengingatkan kamu tentang akherat.” (HR Muslim dan Abu Dawud).
Menurut hadits di atas semula ziarah kubur itu hukumnya haram. Kemudian, hukum haram itu sudah dihapus. Yang menghapuskan haramnya ziarah kubur adalah hadits Nabi SAW sendiri dengan sabdanya.

2.      Dasar Hukum Nasakh
Firman Allah SWT :
$tB ô|¡YtR ô`ÏB >ptƒ#uä ÷rr& $ygÅ¡YçR ÏNù'tR 9Žösƒ¿2 !$pk÷]ÏiB ÷rr& !$ygÎ=÷WÏB 3 öNs9r& öNn=÷ès? ¨br& ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« 퍃Ïs%
“Ayat mana saja yang kami hapuskan atau kami jadikan (manusia) lupa padanya, Kami datangkan yang lebih baik  dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tidaklah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah SWTMaha Kuasa atas segala sesuatu?” (QS Al-Baqarah : 106)

(#qßsôJtƒ ª!$# $tB âä!$t±o àMÎ6÷Vãƒur ( ÿ¼çnyYÏãur Pé& É=»tGÅ6ø9$#  
“ Allah SWTmenghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki) dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahrfudz).” (QS Ar-Ra’ad/13 : 39)

3.      Syarat-syarat Nasakh
Nasakh harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a)      Yang dinasakh (dibatalkan) itu hukum syara’
b)      Pembatalan itu datangnya dari Khithab (tuntunan) syara’
c)      Nasikh harus terpisah / muntashil dari Mansukh, dan datangnya terkemudian dari mansukhnya.
d)     Mansukh tidak terikat oleh waktu
e)      Nasikh harus lebih kuat atau sama kuatnya dengan mansukh. Misalnya, Al-Qur’an dengan al-Qur’an yang sama-sama qath’i.

4.      Macam-macam Nasakh
Para ulama ushul fiqih membagi nasakh menjadi 3 macam.
a)      QS. Al-Qur’an dengan Al-Qur’an
QS. Al-Anfal [8] : 65
$pkšr'¯»tƒ ÓÉ<¨Z9$# ÇÚÌhym šúüÏZÏB÷sßJø9$# n?tã ÉA$tFÉ)ø9$# 4 bÎ) `ä3tƒ öNä3ZÏiB tbrçŽô³Ïã tbrçŽÉ9»|¹ (#qç7Î=øótƒ Èû÷ütGs($ÏB 4 bÎ)ur `ä3tƒ Nà6ZÏiB ×ps($ÏiB (#þqç7Î=øótƒ $Zÿø9r& z`ÏiB šúïÏ%©!$# (#rãxÿx. óOßg¯Rr'Î/ ×Pöqs% žw šcqßgs)øÿtƒ  
Artinya : “Hai Nabi, Kobarkanlah semangat Para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”.
Dinasakh dengan surat QS Al-Anfal [8] : 66
Ÿw (#râÉtG÷ès? ôs% Länöxÿx. y÷èt/ óOä3ÏY»yJƒÎ) 4 bÎ) ß#÷è¯R `tã 7pxÿͬ!$sÛ öNä3ZÏiB ó>ÉjyèçR Opxÿͬ!$sÛ öNåk¨Xr'Î/ (#qçR$Ÿ2 šúüÏB̍øgèC  
Artinya : “Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.”
b)      Sunnah dengan Al-Qur’an
اِسْتِقْبَلَهُ فِى الصَّلاةِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا
Artinya : “Bahwasannya Nabi SAW menghadap (Baitul Maqdis) dalam shalat enambelas bulan.”
فَوَلِّى وَجْهَكَ شَطْرَ المَسْجِدِ الحَرَامِ
Artinya : “Hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.” (QS Al-Baqarah, ayat 144)
c)      Sunnah dengan Sunnah
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَاررَةِ القُبُوْرِ اَلاَ فَزُوْرُهَا

5.      Hikmah Naskh
Menurut Abdul Wahhab Khallaf, hikmah adanya naskh adalah sebagai berikut:
a)      Hukum Allah diturunkan untuk mewujudkan kepentingan hidup manusia. Kepentingan hidup manusia selalu berubah disebabkan perubahan hidup, waktu, dan tempat. Maka naskh sebagai salah satu jalan memperjelas hukum hasilnya sejalan dengan kepentingan hidup manusia di mana saja manusia hidup.
b)      Pembentukan hukum memerlukan adanya tahapan sehingga manusia tidak merasa kaget dan tidak merasa berat. Misalnya, proses keharaman khamar.
6.      Kaidah berhubungan dengan Naskh
القَطْعِيُّ لاَ يَنْسَخَهُ الظَّنُّ
Artinya : “Dalil qath’I tidak dapat dihapus dnegan dalil zanni.”




 

2 komentar:

  1. Dari penjelasan diatas, kesimpulan yg bisa diambil:
    # Ada pertentangan dalam ayat-ayat Qur'an
    # Penjelasan pertentangan tersebut adalah konsep Nasikh dan Mansukh

    Bila kita buat karya ilmiah (misalnya skripsi), apakah bisa kita pakai konsep Nasikh dan Mansukh untuk menjelaskan ketidak-konsistenan kita?

    Judhianto | NontonDunia.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih coment nya jhudianto.
      alquran adalah kalamullah swt. dan termasuk juga kalam adalah sifat Alloh swt. Alloh berfirman dalam alqur'an dengan ilmu-Nya, bukan asal berfirman saja. termasuk firman Allah swt masalah nasikh dan mansukh Allah swt mengetahuinya jika dari hambanya yang mungkin meragukan ayat nasikh dan mansukh, tetapi itu adalah bagian dari HAK ALLOH SWT dan tentu memiliki tujuan dan hikmah yang Alloh SWT maha lebih tahu.
      bolehkah menyamakan skripsi dengan alqur'an dalam masalah nasikh-mansukh?
      Skripsi boleh anda nasikh pendapat anda dengan buku atau artikel yang anda buat jika sudah terlajur membuat skripsi jika memang ada dalam pendapat atau skripsi anda terdapat kelemahan ilmiyah. tentu saja manusia punya kelemahan dalam keilmuwan sehingga bisa disebut tidak konsisten.. tapi alqur'an nasikh mansukh bukan disebabkan karena tidak konsisten tapi karena alloh yang memang berkehendak demikian sesuai dengan hikmahnya yang hanya allah ketahui.
      semoga bermanfaat.

      Hapus